24 Desember 2007

Cinta Berkawan

Ini kisah bersama sahabat-sahabat yang selalu menemani dalam perjalanan di kota ini.
Dengan kehadirannya....ada kebahagiaan..keceriaan....yang selalu aku rindukan.
Sama-sama jauh dari keluarga men.....!!
Pagi itu....hari Sabtu...biasa libur kerja ada waktu untuk ketemu dengan sahabat-sahabat di Monas. Pada awalnya....kita rencanakan jam 10 dah ngumpul disana......but.....agak kesiangan nih....berangkatnya.
Yo....ane dah berangkat nih....ni sedang di busway, ente dah berangkat lom? sms si Catur.
Lansung aja...aku bergegas menuju Monas...dengan busway.
Tur ente dah dimana nih....aku ada Harmoni?, kataku
Aku tunggu di halte Monas.....ntar disitu ada cowok ganteng pake topi.......hahahhaha...kata Catur.
Karena aku kebablasan sampe harmoni...akhirnya aku balik ke arah halte Monas......
Assalamu'alaikum akhi.....hehehehe...ketemu juga Tur....yo kita jalan.....kataku.
Pagi itu memang agak sepi di Monas...karena hari Sabtu kali.....Faisal mana yo....?, tanya si Catur...katanya sih naik kereta....gak tau nih......
Ah...emang kalo janjian sama Faisal ga pernah tepat waktu......keluh catur. (Bener loh tur....nih kata2 lo).
singkat cerita...kita bertiga dah ketemu semua didepan ticket Monas....Si Faisal udah dsana duluan....kerana dia lewat pintu yang lebih deket dengen stasiun juanda.
Eh...masih punya krmas nggak.....? kalo pake karmas.....harga mahasiswa lo.....spontan kita bertiga ngluarin tuh yang namanya karmas....alias kartu mahasiswa.Untng masih ada semua.....jadi lebih irit dech...meskipun diri-diri ini udah ada yg lulus.....ada jg yang baru nunggu wisuda.....hehehhe...kita bertiga ketawa-ketiwi sendirian...bermanfaat juga nih karmas.
Di Puncak.....
Saat di puncak MOnas.....kita telpon nih si Agus....suseh sinyalnye.......tapi agus masih kerja ampe jam 12. Kata agus dia...baru ke kantor pusat.....ntar bisa gabung ke monas......deh.
Saat kita di puncak.....sms agus nongol.....halte busway yang deket monas mana? .....kita jawab....halte BI......tak lama kemudian....Agus sms lagi.....nih dah turun di halte BI...terus kmana?.....Faisal jawab: kamu jalan ...nyebrang....monas gede banget tuh...disitu...hehehheeh ketawa dia saat crita ke kita2....
Dari atas kita liat2 nih...Agus dimana ya.....itu...itu.....diteriakin.....agus...agus....eh gak denger...ya iyalah.....kita sms aja....gus ente jalannya ketengah jalan dong biar kliatan...kalo perlu loncat-loncat...hahahhaahhahahhah...serentak kita ketawa.
Oke friend.....keep ukhuwah.....!!!

Jakarta, 1 Desember 2007


Wanita Yang Kucintai

Dalam kesendirian....nan jauh darinya, hati ini selalu mengingatmu.....
Dalam kejauhan diri ini, engkau selalu mengingatku......
Dalam kebahagianku....ada rasa bahagia di hatimu.....
Dalam kesedihanku ada rasa yang selalu mengganggu fikiranmu.............
Berjuta doa....selalu kau ucapkan.... tak terhitung cinta engkau berikan....

Dirimu sedih....manakala diriku sedih....
Dirimu sangat perhatian....disaat aku merasa kesepian....

Merasa bahagia disaat melihat senyummu...
Kerinduan hati ini kepadamu tak terbayangkan.... tak terlukiskan. Engkau selalu berharap-harap cemas dalam penantianmu.....

Engkaulah wanita yang paling mulia di dunia ini....
Dalam aliran darahku ada aliran air susumu....
Dalam langkahku ada doamu.....

Syurga di bawah telapak kakimu......!!!

Dengarlah ibu.....aku selalu mendoakanmu....
Dalam waktuku....ada kerinduan yang sangat dalam...
Setiap kali mengingatmu....air mata ini selalu menetes....
Aku sangat menyayangimu......!!!!

Ya Allah...sayangilah kedua orangtuaku...
Sebagaimana dia menyayangiku diwaktu aku masih kecil.

21 Desember 2007

Mengenal Lebih Dekat Film AAC

Ini adalah kisah cinta. Tapi bukan cuma sekedar kisah cinta yang biasa. Ini tentang bagaimana menghadapi turun-naiknya persoalan hidup dengan cara Islam. Fahri bin Abdillah adalah pelajar Indonesia yang berusaha menggapai gelar masternya di Al Ahzar. Berjibaku dengan panas-debu Mesir. Berkutat dengan berbagai macam target dan kesederhanaan hidup. Bertahan dengan menjadi penerjemah buku-buku agama. Semua target dijalani Fahri dengan penuh antusiasme kecuali satu: menikah.
Kenapa? Karena Fahri adalah laki-laki taat yang begitu ‘lurus’. Dia tidak mengenal pacaran sebelum menikah. Dia kurang artikulatif saat berhadapan dengan mahluk bernama perempuan. Hanya ada sedikit perempuan yang dekat dengannya selama ini. Neneknya, Ibunya dan saudara perempuannya.
Betul begitu? Sepertinya pindah ke Mesir membuat hal itu berubah. Tersebutlah Maria Girgis. Tetangga satu flat yang beragama Kristen Koptik tapi mengagumi Al Quran. Dan menganggumi Fahri. Kekaguman yang berubah menjadi cinta. Sayang cinta Maria hanya tercurah dalam diary saja.
Lalu ada Nurul. Anak seorang kyai terkenal yang juga mengeruk ilmu di Al Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis manis ini. Sayang rasa mindernya yang hanya anak keturunan petani membuatnya tidak pernah menunjukkan rasa apa pun pada Nurul. Sementara Nurul pun menjadi ragu dan selalu menebak-nebak.
Setelah itu ada Noura. Juga tetangga yang selalu disika Ayahnya sendiri. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingin menolongnya. Sayang hanya empati saja. Tidak lebih. Namun Noura yang mengharap lebih. Dan nantinya ini menjadi masalah besar ketika Noura menuduh Fahri memperkosanya.
Terakhir muncullah Aisha. Si mata indah yang menyihir Fahri. Sejak sebuah kejadian di metro, saat Fahri membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku, Aisha jatuh cinta pada Fahri. Dan Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya.
Lalu bagaimana bocah desa nan lurus itu menghadapi ini semua? Siapa yang dipilihnya? Bisakah dia menjalani semua dalam jalur Islam yang sangat dia yakini?
Karakter
Fahri bin Abdullah Shiddiq
Mahasiswa bersahaja yang memegang teguh prinsip hidup dan kehormatannya. Cerdas dan simpatik hingga membuat beberapa gadis jatuh hati. Dihadapkan pada kejutan-kejutan menarik atas pilihan hatinya. Peran Fahri dalam film ini dimainkan oleh Fedi Nuril.
Aisha Greimas
Mahasiswi asing keturunan Jerman dan Turki, cerdas, cantik dan kaya raya. Latar belakang keluarganya yang berliku mempertemukan dirinya dengan Fahri. Dalam film ini, Aisha diperankan oleh Rianti Cartwright.
Maria Girgis
Gadis Kristen Koptik yang jatuh cinta pada Islam. Dia menderita karena cinta yang teramat dalam kepada Fahri. Tokoh Maria diperankan oleh Carissa Puteri.
Noura Bahadur
Siksa telah menjadi bagian dalam hidupnya. Janin yg dikandungnya menjadikannya terobsesi pada Fahri untuk menjadi ayah dari calon bayinya. Zaskia Adya Mecca memerankan tokoh Noura dalam film ini.
Nurul binti Ja'far Abdur Razaq
Anak kyai besar di Jawa Timur. Dengan aura yang menenangkan, kecerdasan dan kualitasnya menyatukan segala kelebihannya, dia sangat percaya diri untuk meminang Fahri sebagai suaminya. Peran ini dimainkan oleh Melanie Putria

Sutradara
Hanung Bramantyo
Produser
Dhamoo PunjabiManoj Punjabi
Penulis
Habiburrahman El ShirazyRetna Ginatri S. NoorSalman Aristo
Pemeran
Fedi NurilRianti CartwrightCarissa PuteriZaskia Adya MeccaMelanie Putria
Musik oleh
Melly GoeslawAnto HoedRossa
Distributor
MD Pictures
Tanggal rilis
19 Desember 2007 (Canceled)
Bahasa
Bahasa Indonesia

19 Desember 2007

Film Ayat-Ayat Cinta

Jakarta-RuangFilm, “Di awal saya akan terjun ke dunia film, orang tua saya berpesan agar membuat film yang bernafaskan islam, dan kali ini amanat orang tua saya dapat saya wujudkan,” kata-kata tersebut terlontar dari mulut Hanung ketika diberi kesempatan untuk berbicara dalam acara selamatan untuk memulai syuting film “Ayat-Ayat Cinta” pada selasa (14/8) malam di gedung MD Entertainment Tanah Abang Jakarta Pusat.
“Ayat-Ayat Cinta” merupakan sebuah film yang diadaptasi dari sebuah novel best seller karya Habiburrachman El Shirazi. Walaupun ini merupakan adaptasi dari sebuah novel yang terbilang kompleks dengan permasalahan agama untuk disajikan ke khalayak umum, Hanung mengatakan ia tetap akan mengerjakannya secara professional.
“Yang jelas, permasalahan yang berat bila disampaikan dengan bahasa yang komunikatif akan dimengerti dengan mudah,” jelas Hanung. Ia menambahkan bahwa dalam penafsiran terhadap novel yang akan diadaptasi itu, ia mencoba menafsirkan dengan tidak menjadi bahasanya, tetapi ia mencoba dialog dengan penulis naskah dan juga dengan ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin.
Ketika ditanya lebih lanjut hasil penafsirannya seperti apa, Hanung menjelaskan bahwa hal yang paling sederhana adalah ketika laki-laki bersentuhan dengan perempuan yang pada dasarnya termahtub dalam al-quran. “Pada akhirnya kita menterjemahkan sebagaimana sentuhan apabila tidak diniati dengan nafsu syahwat itu tidak menimbulkan apa-apa,” tambah Hanung. Ia juga mengatakan bahwa pada akhirnya bagaimana ia memvisualisasikan nafsu syahwat atau gambar sentuhan itu secara proporsional.
Kemungkinan besar, ia akan mengurangi sentuhan antara laki-laki dan perempuan dalam film ini, sehingga ketika sentuhan itu terjadi dalam satu adegan, maka akan menjadi sebuah hal yang luar biasa. Untuk itu, Hanung mengatakan dalam pengaplikasiannya nanti ia akan bercermin melalui film Iran. “Film Iran pemain perempuannya selalu berjilbab dan tidak ada adegan ranjang atau adegan sentuhan antara laki-aki dan perempuan, tetapi film Iran sangat komunikatif dan menyentuh,” ungkap Hanung.
Lebih lanjut, Hanung mengatakan bahwa ia juga akan menampilkan erotisme yaitu ketika laki-laki dan perempuan akan bersentuhan dengan membuka cadar.”Buat saya itu sangat erotis,” jelas pria yang baru selesai menyutradarai sebuah film horor produksi Rapi Films ini. (Adjie)

Kau Mencintaiku

Kau Mencintaiku
Seperti bumi
Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah
Menanggung beban derita
Tak pernah lelah
Menghisap luka

Kau mencintaiku
Seperti matahari
Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah
Membagi cerah cahaya
Tak pernah lelah
Menghangatkan jiwa

Kau mencintaiku
Seperti air
Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah
Membersihkan lara
Tak pernah lelah
Menyejukkan dahaga

Kau mencintaiku
Seperti bunga
Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah
Menebar mekar aroma bahagia
Tak pernah lelah
Meneduhkan gelisah nyala

(dikutip dari novel Ketika Cinta Bertabih 2)


Ayat-Ayat Cinta

Ayat-ayat Cinta

Novel ini berisikan cerita tentang seorang pemuda Indonesia bernama Fahri bin Abdullah Shiddiq yang telah tujuh tahun menempuh pendidikan di Universitas Al Ahzar di Kairo, Mesir. Dalam kehidupannya sebagai seorang mahasiswa dia menemui banyak tantangan dalam hidup dari masalah keuangan, kesehatan, sampai urusan cinta. Pada suatu saat Fahri bertemu dengan seorang gadis Amerika yang tertarik dengan agama Islam bernama Alicia dan seorang gadis Jerman Palestina Turki bernama Aisha yang menaruh hati pada Fahri. Dalam novel ini, tokoh Fahri dikisahkan sebagai seseorang yang sempurna, hampir tanpa cacat sedikitpun. Pintar, rajin dan beruntung mendapatkan istri yang kaya serta banyak disukai oleh orang-orang, termasuk kaum hawa.(wikipedia).

10 Dzulhijjah 1428 H

Pengorbanan adalah salah satu tanda dari rasa cinta, taat, sayang, dan tunduk terhadap sesuatu yang dicintainya. Pengorbanan yang ikhlas tidak mengharapkan imbalan dari yang ia cintai....melainkan sebagai wujud tanda syukur atas segala nikmat yang telah dia terima selama ini.
Ketaatan inilah yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim AS terhadap Allah SWT. Setelah sekian lama menantikan kehadiran seorang anak, akhirnya dikabulkanlah keinginan untuk memiliki buah hati tersebut, namun.....di tengah menikmati kebahagiaan sebagai seorang ayah, Allah SWT memerintahkan kepada Ibrahim untuk menyembelihnya.
Alangkah terkejut dan sedihnya perasaan Ibrahim atas perintah Allah SWT melalui mimpi yang datang beberapa kali tersebut.
Ibrahim AS adalah seorang ayah yang sangat menghargai anaknya, hal itu tercermin saat ia menyampaikan mimpinya kepada Ismail, putranya yang ia sayangi, bahwa Allah SWT memerintahkan untuk menyembelihnya.
Ismail adalah sosok anak yang patuh pada Allah SWT dan ayahnya. Tanpa ragu-ragu....Ismail bersedia untuk disembelih.

Dengan rasa ikhlas dari Ibrahim dan Ismail tersebut, maka Allah SWT mengganti Ismail dengan seekor domba pada saat melakukan penyembelihan Ismail.

Semoga segala bentuk pengorbanan kita pada saat ini, diridhoi oleh Allah SWT, selamat Idul Adha 1428H.